Mau Backpacking Ke Gunung Tangkuban Perahu? Ini Tips Nya

"Dayang sumbi, aku sangat mencintaimu"

"Tapi Sangkuriang, engkau tidak mengerti.."
"Aku akan lakukan apapun demi membuktikan cintaku padamu wahai Dayang Sumbi" kata Sangkuriang dengan penuh percaya diri.
"Baiklah kalau begitu, tolong bendung sungai Citarum, ayam berkokok akan menjadi pertanda waktu telah selesai" pinta Dayang Sumbi.
"Baiklah akan ku lakukan"

"Kukuruyuk..." Suara ayam berkokok telah terdengar..

"Ah kampret aih sia teu anggeus aing..." Kata Sangkuriang dengan kesal ambil menendang perahu yang digunakan untuk membendung sungai ciliwung. Maka terguling lah perahu nya dan membentuk sebuah gunung yang kita kenal dengan Gunung Tangkuban Perahu.

Begitulah kira - kira penggalan dari cerita legenda yang kita kenal dengan judul Sangkuriang, legenda jawa barat yang sangat terkenal berkisah tentang seorang anak yang jatuh cinta kepada ibunya.

Dan gunung Tangkuban Perahu sudah menjadi hal yang tidak asing lagi bagi kita, terutama ketika kita mendengar cerita legenda tersebut. Sebuah gunung yang berbentuk perahu terbalik yang konon merupakan sebuah perahu besar yang ditendang oleh Sangkuriang akibat kegagalanya dalam membendung sungai Citarum atas permintaan Dayang Sumbi dalam membuktikan cintanya. 

Emang dimana sih Gunung Tangkuban Perahu?

Menurut Wikipedia Tangkuban Parahu atau Gunung Tangkuban Perahu adalah salah satu gunung yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Sekitar 20 km ke arah utara Kota Bandung, dengan rimbun pohon pinus dan hamparan kebun teh di sekitarnya, Gunung Tangkuban Perahu mempunyai ketinggian setinggi 2.084 meter. Bentuk gunung ini adalah Stratovulcano dengan pusat erupsi yang berpindah dari timur ke barat. Jenis batuan yang dikeluarkan melalui letusan kebanyakan adalah lava dan sulfur, mineral yang dikeluarkan adalah sulfur belerang, mineral yang dikeluarkan saat gunung tidak aktif adalah uap belerang. Daerah Gunung Tangkuban Perahu dikelola oleh Perum Perhutanan. Suhu rata-rata hariannya adalah 17 oC pada siang hari dan 2 °C pada malam hari.
Gunung Tangkuban Perahu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.
sumber gambar piknikasik.com
Kalau dari Jakarta, kalian bisa naik kereta turun di Stasiun Bandung, dari stasiun bisa naik angkot St. Hall - Lembang. 

Perjalanan Backpacking menuju Tangkuban Perahu

Semalam sebelum berangkat, saya memang sudah planingkan bersama kawan saya untuk pergi backpacking an ke gunung ini. Tanpa tau informasi yang lengkap, kami nekat aja dengan modal niat, yakin, dan kegabutan untuk mengeksplorasi gunung di Jawa Barat ini.

Well hari-h tidak berjalan mulus, satu teman kami tidak bisa ikut, dan satunya lagi ada acara dadakan, dan dari berempat akhirnya kami berdua saja menuju ke gunung Tangkuban Perahu. Dengan informasi pas-pas an di internet, kami dari kosan saya yang beralamatkan pada Geger Kalong Tengah, Bandung, langsung tracking menuju Terminal Ledeng untuk naik angkot warna putih jurusan Lembang. Tarif nya cukup murah, sekitar Rp. 5000 per orang dan turun di alun - alun Lembang.  Dari alun - alun lembang segera naik angkot kuning ke arah Jayagiri.

Well ini tips penting yang harus dicatat kalau mau backpacking kesini

Saat hendak naik angkot kuning, apabila kalian menemukan angkot yang kosong, jangan pernah bilang mau ke Tangkuban Perahu, atau tidak kalian akan dibawa supir masuk ke dalam Tangkuban Perahu dan dikenakan biaya per orangnya Rp. 60.000, karena diantar sampai dalam area. Gila kan? Begitulah kami, dengan ketidaktahuan informasi mengenai transportasi umum, dengan polosnya kami bilang ke supir saat di alun - alun Lembang "Ke Tangkuban a". Dan akhirnya dibawa lah masuk kami sampai ke tempat dan dikenakan biaya segitu. It's okay, belajar dari kesalahan. 

Untuk biaya tiket Gunung Tangkuban Perahunya sendiri sekitar 30 ribu saat wekeend atau libur, dan kisaran 20 ribu saat hari biasa. 

So kalau kalian naik transportasi umum, saat di alun - alun Lembang, kalian bisa naik aja angkot kuning, saat dirasa sudah sampai wilayah Jayagiri, kalian bisa turun dan jalan sedikit agar bisa menghemat ongkos hehe. Atau kalau mau lebih murah bisa naik elf dari terminal ledeng kearah Subang, turun depan Jayagiri deh.

Winter ambience di Gunung Tangkuban Perahu
kabut, kabut, gabut

Dingin banget bro! Sekitar 15 oC so harus siapin jaket. Kalau tidak bawa jaket, tenang aja bisa belanja kok di sekitar area, banyak kios - kios yang jual oleh - oleh, pernak - pernik dan jaket. Jangan takut mahal, murah - murah kok, saya aja dapet Winter Coat seharga 110 ribu lho (harus melewati tawar menawar dulu pastinya)
pertokoan murah - murah sekali
menjual pernak - pernik dan cendramata

Viewnya sendiri menghadap langsung ke Kawah Ratu. Saat kami sampai, kawah nya sempat tertutup oleh kabut mengingat kami kesana saat musim hujan hehe. Untuk menuju puncak, ada dua jalur, jalur barat dan jalur timur. Kalau jalur timur bisa menuju ke kawah Upas. 

view kawah Ratu dari tengah
view dari sisi Barat

View dari Barat ke arah Timur

Kalau mau dapat spot foto bagus saya saranin ambil jalur ke arah kawah Upas, tepatnya diatas roof area pertokoan. Disana tuh better karena gak seramai di sisi Barat. Selain itu bisa tracking ke arah kawah Upas melewati pepohonan indah, dan pedalaman hutan Gunung Tangkuban Perahu.

view sisi Timur

Tracking ke kawah Upas

sumber gambar gravity-adventure.com

Kami melanjutkan perjalanan kami dengan menelusuri arah Timur, yaitu menuju kawah Upas. Melewati jalur dengan pepohonan yang rindang, hingga masuk ke pedalaman hutan menjadi cerita tersendiri selama tracking. 

Sebelum masuk ke area kawah Upas, akan ada security yang berjaga - jaga dan biasanya membantu kita dan menunjukan arah, what a great hospitality! 

nuansa jalur menuju kawah Upas, serasa di film Harry Potter


Namun sayangnya dikarenakan faktor cuaca yang tidak mendukung, saat kami sudah hampir sampai ternyata kawah Upas ditutup. Kecewa sih, tapi ya sudah lah, mungkin next time. Kami pun langsung istirahat sebentar sembari membeli secangkir kopi dari ibu penjual kopi keliling. Cukup murah lah, Rp. 5000 bisa dapat secangkir kopi panas hehe. 



Kalau mau makan dan mau ke kamar mandi bagaimana?

Kalau nasi rames disana murah kok, kisaran Rp. 15.000 bisa dapet nasi, ayam goreng, sambal, serta kuah dan sayuran. Mau makan indomie juga banyak, harga kisaran warkop biasalah, gausah takut kelaparan haha.

Yang merasa kebelet buang air juga gausah bingung, toilet umum banyak, tiket masuknya (jiah tiket haha) seharga Rp. 2000. 




Time to go home

Setelah dirasa istirahat cukup, kami memutuskan untuk kembali pulang. Dengan stock foto dan pengalaman yang cukup untuk hari ini, kami hanya bisa tersenyum bersyukur untuk kesempatan yang ada. Thank you nih Gunung Tangkuban Perahu! 

"Experience is the teacher of all things" -unknown-


No comments

Powered by Blogger.