Kurindu Dirimu yang Dulu

Rembulan malam nan sepi
Kulihat disana sambil berdiri
Tanpa cinta didalam hati
Tanpa mimpi didalam diri
Hanya reruntuhan hati
Reruntuhan yang terus diratapi
Reruntuhan yang tiada tepi
Oh hancurnya hati ini
Menangisi engkau yang meninggalkan ku pergi
Menangisi engkau yang menjatuhkan aku seorang diri
Menangisi engkau yang paling kucinta dan kukasihi
Yang tak pernah ku diamkan dirimu seorang diri
Oh kasih, kemanakah engkau pergi?
Oh kasih, akankah engkau kembali?

Lama ku sudah mengenalnya, dialah satu satunya wanita yang paling ku cinta saat ini, aku bangga memiliki dia. Aku teringat saat itu, saat pertama mengenalnya, ku terkagum melihat wajahnya. Ku terbisu melihat indah lentik matanya. Ku terdiam melihat senyum nya. Ku bahagia melihat tawanya.

Aku mulai berkomunikasi denganya, saling sapa, saling tertawa, saling bercanda. Cukup lama ku berteman dengannya, ku mencoba untuk menembaknya dan menjadikan nya pendamping hidupku.Sungguh bahagia ketika dia menerima diriku apa adanya. Kita tertawa bersama, saling menopang, saling berjuang menggapai impian kita, saling melengkapi, saling memenuhi, dan saling mencintai.

Aku teringat saat itu, saat kita pulang bersama, kita tidak sampai tujuan hahaha, kita melewati rumitnya jalan pulang. Kita tertawa sepanjang perjalanan membicarakan semua hal yang sekalipun tidak penting untuk dibicarakan. Ku teringat saat ku sentuh rambutnya, ku sentuh pipinya, ku pegang erat tangannya. Aku teringat saat ku tatap matanya, sungguh penuh keindahan melihatnya. Saat ku tatap matanya, dan dia menatap balik, semua akan terasa berbeda, ku merasa kuat, dan merasa lemah disaat yang sama. Aku tak tahu apa yang kurasakan. Semua bagaikan terang dunia yang penuh keindahan. Indah sekali, sangat mempesona. Aku teringat saat bahu ini pernah menjadi sandaran baginya, saat kita pulang, sungguh bahagia kurasakan. Letih dan lelah tak akan terasa saat dagunya bersandar diatas bahuku. Semua kerumitan perjalanan yang penuh liku akan terasa damai saat dia bersandar dibahuku. Aku teringat saat kita bernyanyi bersama, kita melakukan hal gila bersama. Dan aku teringat saat dia cubit pipi ini, bahagia kurasa, indahnya sentuhannya. Dan tak akan pernah kulupa akan suaranya, tawanya, senyum nya, manjanya, tak akan pernah kulupa semua itu.

Aku rindu saat saat itu, saat dimana hati ini penuh bahagia, tanpa rasa sakit yang membunuh perlahan. Iya sudah beberapa hari ku bertahan akan semua penyiksaan ini. Aku merasa sepi, jenuh, sakit, tersiksa. Apakah dia sudah tidak mengganggapku sebagai pendampingnya lagi setelah semua pengorbanan ku yang kulakukan pada nya? Setelah semua kebersamaan kita mengarungi badai hidup? Semua percakapan kita hanya membuat ku semakin jatuh dan jauh. Dia mengabaikan ku, dia mencoba menjauh dariku, semua kata kata ku hanya dibalas dengan beberapa kata yang semakin menyakitkan hati ini. Mungkin sekarang aku hanya menjadi pengganggu baginya. Tak ada lagi sapa, tak ada lagi tawa, tak ada lagi canda, hanya balasan berupa kalimat pengusiran. Ku coba bertahan akan semua ini, aku tidak peduli bagaimana sikapnya kepadaku, yang pasti ku sangat mencintainya, dan dia akan dapati aku tetap setia padanya walau dia tidak setia kepadaku. 

Aku takut, sangat takut. Aku takut rasa cinta dia untukku habis. Apakah karna ada orang lain yang lebih dari padaku? Aku tidak tahu. Hari hari yang kulewati hanya penuh penderitaan, sakit, penyiksaan, dan ketakutan. Aku takut kehilangan dia, aku akan trus berusaha mempertahankannya walau itu sakit bagiku. Kenapa? karna aku yakin cinta yang kupunya untuknya akan mengobati semua luka ini. Akan terus menjadi sumber kekuatan bagiku. Aku hanya berharap akan janji kita untuk terus bersama, saling berjuang dan saling menopang.



No comments

Powered by Blogger.