Pantai Rancabuaya, Pantai Yang Dihuni Banyak Buaya?

Rancabuaya? Penangkaran buaya?
Bukan, Rancabaya itu nama kabupaten yang berada di salah satu kota Garut, Jawa Barat.

Wajar sih sebetulnya bagi sebagian orang awam karna Rancabuaya ini benar - benar terletak di selatan Jawa Barat, di Kota Garut. Karena lokasinya yang berada diselatan, kabupaten ini memiliki pantai yang belum pernah terekspos oleh masyarakat selayaknya pantai - pantai terkenal lainnya. Pantainya masib perawan, belum begitu terkenal, jadi sepi banget.

Perjalanan yang dilalui pun bukan perkara mudah, untuk bisa sampai di Rancabuya, masih jarang sekali transportasi umum yang melintasi wilayah ini. Jadi saya dan teman saya memutuskan untuk Bikepacking ke Pantai ini.

Diawali dari kegabutan kami karena sudah liburan semester, kami memutuskan untuk mengeksplorasi pantai selatan Rancabuaya. Sebelumnya kami pernah ingin melakukan perjalanan ini, tapi kami tersesat dan malah ke Ciwidey, alhasil kami malah melanjutkan ke Rancabali untuk sekedar menikmati kebun teh.

Kali ini, dengan persiapan lebih matang, membawa sebotol air, celana boxer satu, dan sebuah ukulele, kami membulatkan tekad dan niat untuk berangkat ke Pantai Rancabuaya. Perjalanan dimulai pukul 2 siang. Kami sadar betul 4 jam perjalanan akan kami tempuh artinya kami akan sampai malam. Tapi tekad sudah bulat, tak dapat diganggu gugat, kami memulai perjalanan.

Here's our journey

Dari Bandung kami memakai jalur selatan yaitu Soreang, Pangalengan (saya lupa jalur - jalur yang kami lewati hehe) hingga Rancabuaya.

Perjalanan pergi terlihat sangat mulus, namun sempat kami masuk ke daerah hutan dan tanpa kami sadar kami benar - benar tidak tahu entah dimana, kiri - kanan pohon, tebing, jalur setapak, tanjakan - turunan harus kami lalui. Serasa seperti offroad yang tidak mungkin dilakukan oleh motor matic kami, tapi nyatanya begitulah jalur yang harus kami lalui. Sepanjang perjalanan kami sadar kalau jarang sekali ada lampu jalan di sisi jalan, sepertinya kami harus bermalam karna gak mungkin pulang malamnya mengingat pasti akan sangat gelap.

Memasuki kabupaten Garut, kami sudah melihat pemandangan pantai dan laut dari dataran tinggi Jawa Barat, segera kami langsung kebut motor kami mengingat aroma - aroma pantai yang sudah kami cium dari kejauhan.

Jelas sekali tulisan nya "Selamat Datang di Kabupaten Rancabuaya" dengan dua buah patung buaya seakan menjadi bodyguard plang tulisan tersebut. Melihat berbagai macam pohon kelapa, buah kelapa, rumah dengan perahu membuat kami yakin kalau kami sudah dekat dengan pantai.

Dan finally, derasnya ombak pasang telah terlihat jelas didepan wajah kami. Tepat jam 5.30 sore kami tiba Pantai Rancabuaya. Kami menuju arah barat untuk melihat - lihat spot terbaik untuk menikmati senja di pantai. Terlihat sepi sekali, sementara gak sedikit juga guest house di pesisir pantai yang menyediakan jasa penginapan. Terlihat pondok dipinggir pantai, kami segera berhenti disana dan menikmati indahnya senja.

 
My Life My Adventure
Sampai, yeay!
Take some picture, cekrek cekrek, kami segera duduk di pondok sambil mensyukuri segala berkat Tuhan yang selalu ada dalam hidup kami. Penyertaan-Nya selalu dahsyat, bahkan kami bisa menikmati alam ini merupakan sebuah karunia yang besar yang Tuhan berikan.


 Setelah menikmati senja dan gelap pun tiba, ternyata memang sangat gelap mengingat sangat sepi sekali pantai ini. Kami yang belum makan sepanjang perjalanan memutuskan untuk makan di kota, namun ternyata perkotaan sangat jauh, sekitar 50 km untuk sampai di kota Garut, sementara kami masih di wilayah kabupaten Garut. Daripada nanggung, kami memutuskan untuk pulang, istirahat sejenak, jam 19.00 pun kami berangkat.

Ternyata benar yang kami takutkan, perjalanan diisi oleh seramnya jalanan, sangat gelap teman - teman! Tidak ada lampu jalan sejauh mata memandang, kiri - kanan pohon dan tebing, lampu motor kami pun tidak cukup menerangi jalan. Ditambah kami hanya sendiri sepanjang perjalanan tidak ada kendaraan lain, mungkin ada but just satu atau dua.

But penyertaan Tuhan tuh selalu ada, 3 jam perjalanan kami telah lewati kami sudah memasuki perkotaan, minimal sudah ada di Pangalengan kami sudah merasa aman karna jalanan mulai ramai, lampu jalan mulai banyak.

Mungkin ini alasan kenapa pantai ini begitu sepi, sudah aksesnya sulit, hanya ada satu jalur yaitu jalur yang kami lewati untuk menuju kesini. Lalu tidak ada penerangan sepanjang perjalanan membuat orang lain mungkin jadi males untuk mengeksplor pantai ini. Juga fasilitas yang kurang memadai membuat pantai ini tidak begitu populer dibalik keindahaanya. Padahal pantai ini bisa menjadi salah satu potensi dibidang pariwisata nya yang pasti akan berguna bagi masyarakat sekitar. Lihat saja Bali, masyarakatnya hidup dari pariwisata kan.

Sampai di Bandung lagi, kami memutuskan makan di nasi goreng langganan kami. Emang ya yang namanya wacana tetap wacana! Haha rencana mau makan di Garut aja, sudah sampai Garut mau makan di Kotanya aja, dan ujung - ujung nya? Makan di tempat langganan.




No comments

Powered by Blogger.